Viral di Sosmed, Warga Mengamuk karena tidak Kebagian Beras Bantuan PKH

oleh

Fokus24news.com – Minahasa, Tidak kebagian bantuan beras Program Keluarga Harapan (PKH), beberapa warga di Desa Po’opoh Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa mengamuk, Senin (26/2).

Seorang warga yang adalah ibu rumah tangga bernama Dince Sumah bersama beberapa warga lainnya mengamuk di rumah Hukum Tua yang dijadikan Kantor Desa sementara.

Menurut Dince, kejadian ini berawal ketika beberapa pekan lalu, dia melihat ada sekian banyak karung yang diduga kuat adalah beras diantarkan ke rumah Hukum Tua.

Melihat ini, Dince langsung memberi tahu warga yang lain terutama kepada para penerima bantuan PKH bahwa beras sudah ada di rumah Hukum Tua.

Namun, saat Dince mencoba mengonformasi terkait apa yang dilihatnya itu kepada salah satu perangkat desa yang juga merupakan anak dari Hukum Tua, oknum perangkat desa tersebut membantah kalau yang di dalam karung adalah beras, melainkan pupuk.

“Itu bukan beras. Itu pupuk katanya,” ungkap Dince kepada media ini, menirukan dialeg perangkat desa tersebut.

Dari rekaman video yang diunggahnya di media sosial Facebook, mereka sempat mengamuk meminta klarifikasi dengan menemui Hukum Tua tapi malah disuruh keluar.

“Minta maaf, di luar dulu, kita nda trima ngoni pe cara bagini. Minta maaf ibu di sana dulu,” ungkap Hukum Tua dalam rekaman video warga pemililk akun bernama Dince Sumah tersebut.

Sementara itu, Hukum Tua Po’opoh, Alexius Tombeg, saat dikonfirmasi melalui telepon selular, pada Selasa (27/02) menjelaskan bahwa Dince Sumah bersama beberapa orang warga yang mendemo di kantor desa bukan lagi penerima PKH.

“Dorang pe nama memang so terhapus di pusat. Awalnya penerima PKH itu sebanyak 108 orang, sekarang menurun menjadi 81 orang,” kata Hukum Tua Tombeng.

“Setiap kali penyaluran bantuan PKH nama-nama yang keluar ada yang diganti, ada yang tidak diganti,” lanjutnya.

Terkait perangkat desa yang menyatakan bahwa karung-karung yang terlihat menumpuk di luar rumah itu adalah pupuk, dijalaskannya bahwa perangkat desa tersebut tidak tahu-menahu soal adanya pupuk dan beras.

“Itu pupuk datang sebelum tanggal 10 Februari, sedangkan beras datang sebelum pemilu. Beras kita ada taru di tempat yang aman, sedangkan pupuk cuma ada taruh di luar, mar itu perangkat ndak tahu kalo ada beras yang datang,” jelas Tombeng.

Ketika berita ini diturunkan, bantuan PKH sudah disalurkan kepada semua penerima yang namanya masuk dalam daftar. (Denny)